Musim hujan telah mendatangi wilayah tempat tinggal kita. Kebanyakan wilayah di Indonesia khususnya wilayah kita tercinta yaitu Surabaya sering sekali dilanda oleh bencana banjir. Memang sangat aneh jika kota Surabaya yang mempunyai sungai yang luas dan cukup terkenal yaitu “Sungai Mas” termasuk wilayah yang dilanda banjir. Saya sendiri sebagai masyarakat Surabaya juga merasa aneh jika kota metropolitan kedua di Indonesia ini harus dilanda banjir. Tetapi setelah saya tinjau sendiri dengan cermat akhirnya perasaan aneh dalam benak saya tertepis sudah………….. Setelah saya melihat dengan mata kepala saya sendiri sangat kaget dengan adanya sampah yang berserakan di sepanjang sungai-sungai di Surabaya. Darimanakah sampah-sampah itu berasal? Itulah pertanyaan yang timbul dalam benak saya. Memang kenyataannya kota Surabaya saat ini sudah semakin padat. Ini membuat keadaan tata ruang di kota Surabaya semakin sempit dan padat, sehingga tidak ada lagi tempat luang yang dapat digunakan sebagai tempat penyerapan air dan tempat pembuangan sampah. Padahal kota Surabaya merupakan kota yang cukup luas untuk mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri. Jika kita sadar akan pentingnya kedua hal tersebut maka dijamin kota Surabaya dan kota-kota lain di Indonesia akan terhindar dari banjir. Jika kita ingin meneladani dan memperhatikan Negara-negara kecil yang dapat memperluas wilayahnya hingga kelaut kemungkinan Negara kita pasti dapat melakukannya dan terhindar dari banjir. Tapi akankah para pemimpin bangsa kita dapat melakukannya. Dalam hal ini siapakah yang patut disalahkan, akankah pemerintah yang tidak dapat mengatur letak tata ruang kota ini? Ataukah masyarakat kita sendiri yang tidak mau disiplin untuk membuang sampah pada tempatnya? Jika kita lihat lebih dalam maka keduanyalah yang patut disalahkan. Kenapa bisa begitu? Untuk yang pertama adalah kesalahan pemerintah dalam memberi tauladan yang kurang baik dalam hal ini. Pemerintah tidak menindak tegas pelaku yang melakukan pelanggaran tersebut. Aparat pemerintah lebih senang “Dibeli” daripada menindak tegas para pelaku tersebut. Pemerintah juga lebih mementingkan masalah “Saku” daripada letak tata ruang dari suatu kota. Pemerintah juga tidak memikirkan masalah yang akan dihadapi untuk kedepannya. Untuk yang kedua yaitu masyarakat. Setelah melihat tingkah laku pemerntah yang salah masyarakat pasti akan meremehkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintah terutama masalah undang-undang. Dan kebanyakan masyarakat sekarang lebih mementingkan individualismenya daripada kepentingan bersama. Tetapi setelah aku pikir-pikir lagi kedua unsur itulah merupakan cirri khas dari Negara Indonesia. Tapi akankah dapat berubah jawabannya ada pada hati para pembaca artikel ini dan setiap orang pasti mempunyai jawaban yang berbeda.Labels: Saat DZ Berbicara
|
he..he... susah juga ngubah tradisi